Matan
Keyakinan dan Cita – Cita Muhammadiyah
Disususn
oleh :
1. Dewi
Rohmawati 1501050010
2. Mauliza
Vian Utami 1501050011
3. Teta
Fitria 1501050012
4. Anggun
Novita Sari 1501050013
5. Intan
Ramadhan 1501050014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2017
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT, yang atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Matan Keyakinan dan Cita – Cita
Muhammadiyah.”Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Studi
Islam 2 di Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Dalam penulisan makalah ini, penulis
merasa memiliki banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari
semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak- pihak yang
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang
telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas ini.
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap
individu pasti memiliki keinginan yang ingin dicapai.Keinginan itu biasa
disebut dengan cita-cita.Dengan memiliki sebuah cita-cita, seseorang berambisi
untuk menggapai apa yang diharapkannya dengan melakukan sebuah usaha. Akan
tetapi, sebuah cita-cita tanpa disertai dengan keyakinan untuk menggapainya,
akan terbilang percuma. Mengapa demikian? Karena cita-cita tanpa disertai
dengan keyakinan hanya akan menjadi sebuah mimpi belaka. Dengan memiliki
cita-cita dan keyakinan, seseorang akan bersemangat dalam mewujudkan apa yang
menjadi tujuannya.
Begitu
juga dengan sebuah organisasi, yang didalamnya terdapat kumpulan dari beberapa
individu.Namun berbeda dengan cita-cita yang dimiliki seorang individu,
cita-cita atau impian yang dimiliki oleh sebuah organisasi lebih mengarah pada
tujuan bersama. Hal tersebut dikarenakan cita-cita dalam sebuah organisasi akan
memberikan pengaruh yang lebih besar pada apa yang dituju. Seperti yang akan
dibahas dalam makalah ini, penulis akan membahas mengenai cita-cita yang
dimiliki oleh Muhammadiyah yang disebut sebagai organisasi Islam di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Matan Keyakinan dan Cita Cita Hidup Muhammadiyah?
2. Bagaimana
Sejarah
Perumusan Matan Keyakinan dan Cita – Cita Muhammadiyah?
3. Apa saja Isi Matan Keyakinan dan
Cita-Cita Hidup Muhammadiyah?
4. Bagaimana
Islam Dalam Keyakinan Muhammadiyah?
5. Bagaimana Pemikiran Pemikiran dan
gerakan Muhammadiyah dalam bidang akidah, ibadah, akhlak dan muamalah
duniawiyah?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Matan Keyakinan dan Cita Cita Hidup Muhammadiyah
Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup
Muhammadiyah adalah
sebuah teks dan putusan resmi persyarikatan yang disahkan oleh sidang Tanwir. Berisi
tentang matan atau teks keyakinan dan cita-cita persyarikatan.
Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup
Muhammadiyah pada dasarnya merupakan rumusan ideologi Muhammadiyah yang
menggambarkan tentang hakekat Muhammadiyah, faham agama menurut Muhammadiyah
dan misi Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Matan
Keyakinan dan Cita-cita hidup Muhammadiyah adalah sistem paham
(ideologi) Muhammadiyah dalam memperjuangkan gerakan untuk mencapai tujuan atau
dengan kata lain substansi ideologis yang mengandung paham agama yang
fundamental.
B. Sejarah Perumusan Matan Keyakinan dan Cita – Cita Muhammadiyah
Tokoh-tokoh
Perumusan MKCH
1.
Buya
KH. Malik Ahmad
2.
Buya
AR. Sutan Mansur
3.
Prof.
Dr. H. M. Rasyidi
4.
KHM.
Djindar Tamimy
5.
KH.
Djarnawi Hadikusuma
6.
KH.
AR. Fachruddin, disamping tokoh muda pada waktu itu adalah Drs. Muhamad Djazman
Al-Kindi.
1. Mewujudkan Masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya. Artinya: Para sekutu Muhammadiyah harus bersih dari penyakit
TBC/ Bid’ah, khurofat, Tahayul dll
2. Menjadikan Islam adalah agama
rahmatan lil alamin. Artinya: Islam adalah agama untuk semua yang ada di dunia
ini, di pelajari oleh siapa saja, dan diamalkan untuk siapa saja adalah menjadi
cita-cita Muhammadiyah.
4. Melaksanakan ajaran-ajaran Islam
meliputi segala bidang, baik Akhlak, Aqidah, Ibadah, Muamalah.
5.
Muhammadiyah
mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah
berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan
Negara Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil dan makmur
dan diridhoi AllahSWT:
“Baldatun Thayyibatub Wa Robbun Ghofur” (Keputusan Tanwir
Tahun 1969 di Ponorogo)
C. Isi Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah
Berikut adalah isi dari Matan Keyakinan dan
Cita-cita Hidup Muhammadiyah :
1.
Muhammadiyah
adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar, beraqidah Islam dan
bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya
masyarakat utama, adil, makmur yang diridhoi Allah SWT, untuk melaksanakan
fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.
2.
Muhammdiyah
berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-Nya,
sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi
penutup Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia
sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan spritual, duniawi
serta ukhrawi.
3.
Muhammadiyah
dalam mengamalkan Islam berdasarkan:
a.
Al-Qur’an:
Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW;
b.
Sunnah
Rasul: Penjelasan dan palaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur’an yang diberikan oleh
Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran
Islam.
4.
Muhammadiyah
bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang akhlak,
aqidah, ibadah, muamalah.
5.
Muhammadiyah
mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah
berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan
Negara Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil dan makmur
dan diridhoi AllahSWT:
“Baldatun Thayyibatub Wa Robbun
Ghofur” (Keputusan Tanwir Tahun 1969 di Ponorogo)
Catatan:
Rumusan Matan tersebut telah mendapat perubahan dan perbaikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah:
Rumusan Matan tersebut telah mendapat perubahan dan perbaikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah:
a.
Atas
kuasa Tanwir tahun 1970 di Yogyakarta;
b.
Disesuaikan
dengan Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke 41 di Surakarta.
D. Islam Dalam Keyakinan Muhammadiyah
Muhammadiyah
adalah sebuah organisasi yang besar di Indonesia.Muhammadiyah berdiri pada
tanggal 18 Nopember 1912 (8 Dzulhijah 1330 H). Nama organisasi ini diambil dari nama Muhammad
SAW, sehingga Muhammadiyah juga dikenal sebagai orang-orang yang menjadi
pengikut Nabi Muhammad SAW.Ajaran Muhammadiyah bersumber pada Al-Qur’an dan
as-Sunnah.Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh penyimpangan
yang terjadi dalam proses dakwah. Penyimpangan ini sering menyebabkan ajaran
Islam bercampur-baur dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alasan
adaptasi.Gerakan muhammadiyah mempunyai ciri membangun tata sosial dan
pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik.
Dalam
pembentukannya, muhammadiyah banyak merefleksikan kepada perintah-perintah Al-Qur’an,
diantaranya surat Ali Imran ayat 104 yang berbunyi: Dan hendaklah ada
diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebijakan, menyuruh kepada
yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung.Ayat tersebut, menurut para tokoh muhammadiyah, mengandung
isyarat untuk bergeraknya umat dalam menjalankan dakwah Islam secara
terorganisasi, umat yang bergerak, yang juga mengandung penegasan tentang hidup
berorganisasi.Maka dalam butir ke-6 Mukaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
dinyatakan, melancarkan amal-usaha dan perjuangan dengan ketertiban
organisasi, yang mengandung makna pentingnya organisasi sebagai alat
gerakan yang niscaya.
Muhammadiyah
yang merupakan sebuah gerakan social keagamaan yang didirikan oleh KH.Ahmad
Dahlan ini tak lepas dari gerakan pembaharuan dan suatu fenomena modern pada
saat ini. Ciri kemodernan saat ini, menurut Dr. M. Amien Rais, ada tiga hal
pokok :
1.
Bentuk gerakannya yang terorganisasi.
2.
Aktivitas
pendidikannya yang mengacu pada model sekolah modern untuk ukuran zamannya.
3.
Pendekatan
teknologis yang digunakan dalam mengembangkan aktivitas organisasi terutama
amal usahanya.
Kendati pun Muhammadiyah lahir sebagai suatu
perwujudan dari suatu proses pemikiran yang mendalam, tetapi yang diberikan
Muhammadiyah kepada masyarakat bukanlah dalam bentuk gerakan pemikiran
semata-mata, akan tetapi diaplikasikan berupa amal nyata di tengah-tengah
masyarakat.
Sebagai
gerakan Islam modern, Muhammadiyah mendasarkan programnya untuk membersihkan
Islam dari pengaruh ajaran yang salah, memperbaharui sistem pendidikan Islam,
dan memperbaiki kondisi sosial kaum muslimin Indonesia.Diantara program-program
ini, maka pendidikan merupakan aspek yang sangat menonjol dari pembaharuan yang
dilakukan oleh Muhammadiyah.Sebagai gerakan yang berlandaskan agama, maka ide
pembaharuan Muhammadiyah ditekankan pada usaha untuk memurnikan Islam dari
pengaruh tradisi dan kepercayaan lokal yang bertentangan dengan ajaran
Islam.Dalam kaitan ini usaha usaha pembaharuan yang dilakukan Muhammadiyah
banyak terkait dengan masalah-masalah praktis ubudiyah dan muamalah.
Dakwah
merupakan gerakan Muhammadiyah sebagai perwujudan dari dakwah Amar Ma’ruf
Nahi Munkar.Dalam Muhammadiyah dinyatakan bahwa “maksud” Gerakan
Dakwah Islam Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang ditujukan kepada dua
bidang yaitu Perseorangan dan masyarakat.
1. Perseorangan
yang terbagi dalam dua kelompok, yaitu :
a) Orang yang sudah islam (Umua Ija;bah)
b) Orang yang belum islam (Umat Dakwah)
2. Masyarakat
Pada
kategori ini sifat dakwah yang digerakkan muhammadiyah berbeda-beda disesuaikan
dengan karakter, situasi dan kondisi masing-masing.Sifat dakwah yang ditujukan
kepada orang yang sudah islam bukan lagi bersifat ajakan untuk menerima islam
sebagai keyakinan, akan tetapi bersifat Tajdid dalam arti
pemurnian. Artinya bahwa tajdid yang dikenakan pada golongan ini adalah
bersifat menata kembali amal keagamaan mereka sedemikian bersih dan
murninya.Sebagaiman yang diajarkan oleh Allah dan Rsul-rasul-Nya.
Dakwah
islam kepada orang yang belum islam adalah merupakan ajakan, seruan dan
panggilan yang bersifat menggembirakan, menyenangkan atau tabsyir. Adapun
tujuan utamanya adalahagar mereka bisa mengerti, memahami ajaran Islam, dan
kemudian mau menerima Islam sebagai agamanya, dilakukan dengan
menunjukkan Mahasinul-Islam(keindahan islam) dengan
keterangan-keterangan dan tingkah laku (contoh teladan) serta tanpa
paksaan.
Dakwah
terhadap orang yang belum islam hendaknya lebih dikedepankan Islam dari sisi
yang menggembirakan, yang ringan-ringan, yang dapat menimbulkan kesan bahwa
sesungguhnya beragama islam itu ternyata mudah dan menggembirakan, bukan
menambah beban dan tidak akan menimbulkan kesusahan dan kesulitan
E. Pemikiran Pemikiran dan gerakan Muhammadiyah dalam bidang akidah, ibadah, akhlak dan muamalah duniawiyah:
1.
‘Aqidah
Akidah yaitu ajaran yang berhubungan
dengan kepercayaan keyakinan hidup.Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah
Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid’ah dan khufarat,
tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam.
Contohnya adalah : memakai kalung/benang
penangkal bala (syirik), masih mempercayai faham animisme dan dinamisme
(khurafat).
2.
Akhlak
Dalam bidang Akhlaq adalah berupa mendidikkan dan mendayakan sikap hidup yang mulia dan terpuji dan bersamaan dengan hal tersebut menuntunkan untuk melepaskan diri dari sikap dan kebiasaan hidup yang tercela dan menjijikan.Dalam keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah dinyatakan bahwa Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlaq mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Quran dan Sunnah Rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia.
Dalam bidang Akhlaq adalah berupa mendidikkan dan mendayakan sikap hidup yang mulia dan terpuji dan bersamaan dengan hal tersebut menuntunkan untuk melepaskan diri dari sikap dan kebiasaan hidup yang tercela dan menjijikan.Dalam keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah dinyatakan bahwa Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlaq mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Quran dan Sunnah Rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia.
3.
Ibadah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.Dalam bidang ibadah terhadap orang yang sudah islam harus menjalankan ibadah sebagaimana yang dituntunkan oleh Rasulullah saw tanpa tambahan/perubahan dari manusia (bid’ah) serta menghilangkan kebiasaan berniat Taqliq.
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.Dalam bidang ibadah terhadap orang yang sudah islam harus menjalankan ibadah sebagaimana yang dituntunkan oleh Rasulullah saw tanpa tambahan/perubahan dari manusia (bid’ah) serta menghilangkan kebiasaan berniat Taqliq.
4.
Muamalah
Duniawiyah
Dalam bidang Muamalat Duniawiyat Muhammadiyah mengajarkan
dalam bentuk membimbing, menuntunkan kepada mereka agar dalam berkiprah
ditengah-tengah masyarakat dengan berbagai kegiatannya mereka selalu berpedoman
kepada qaidah-qaidah yang telah digariskan oleh ajaran agama.
Muhammadiyah bekerja untuk
terlaksananya mu’amalat duniawiyah (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat)
dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadi semua kegiatan dalam bidang ini
sebagai ibadah kepada Allah SWT.
BAB III
PENUTUP
Muhammadiyah
adalah gerakan Islam yang melaksanakan da’wah amar ma’ruf nahi munkar dengan
maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam yang sehingga
terwujud masyarakan islam yang sebenar benarnya. Sebagai sebuah organisasi
Islam yang menjunjung tinggi ajaran menurut Nabi Muhammad SAW.Muhammadiyah
memiliki keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah sebagai usaha Muhammadiyah
untuk mencapai tujuannya.
Muhammadiyah berjalan diatas prinsip
gerakannya, seperti yang dimaksud di dalam Matan
Keyakinan Cita-cita Hidup Muhammadiyah, Salah satunya adalah Muhammadiyah
bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang
seperti Aqidah, Akhlak, Ibadah dan Muamalah Duniawiyah.
Daftar Pustaka
Hambali, H. (2006). IDEOLOGI DAN STRATEGI
MUHAMMADIYAH. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.
Pasha, M. K., & Darban, A. A. (2003). MUHAMMADIYAH
sebagai GERAKAN ISLAM. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan
Islam.
Bagus, dapat membantu saya untuk tugas hehe. makasii
BalasHapus